Mungkin terakhir

 

Sinta, apakah ini hari terakhir aku melihatmu dalam kenangan yang menggenang dalam larut kesedihanku? Sudah jauh kita melewati beragam peristiwa yang mengiris dada dan mencabik-cabik jiwa. Rasanya baru kemarin juga engkau bercerita tentang lika-liku, rindu dan filosofi indah kupu-kupu. Siang-pun bak mendung yang tengah menggantung di atas ubun-ubun, lalu jatuh membasahi celah pipimu.

Di gubuk ini seharusnya aku berkata saja dengan tandas, tetapi masih saja aku simpan asa untuk tetap membuatmu tersenyum, tertawa, bahagia. Meski terkadang hanya meninggalkan luka, dari satu luka ke luka yang lain. Dari satu pelarian, kepada pelarian yang lain, tak kunjung usai.

Ya.
Mungkin terakhir.
Ada banyak kesulitan-kesulitan, salah satunya adalah kesulitan bagaimana mengerti setiap kata.
Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa