Rima pararel

Pada suatu waktu, Sinta

Di kala burit menggulung selimutnya

Mengintip dari balik bukit yang penuh cemara

Riang merana tinggalkan temaram 

Penggal pedih menyambut malam


Tak terasa semakin menua

Masih saja hadir dengan banyak tawa

Namun tawa merupakan antitesis senja

Pahit manis rasanya dunia

Adalah hanya soal rasa


Pintar-pintar burung bernyanyi

Bersuara merdu setiap hari

Tanggalkan pedih dan sedih hati

Mari berdansa menari-nari


Tiada orang yang merasa aman

Sebab siapapun kan terima cobaan

Tiada hati yang paling sepi

Jika ia menutup pintu Illahi


Raja seumpama lautan

Sungai-sungai mengalir kepadanya

Dari yang bersimbah darah sampai sebersih Thames

Dari yang penuh peluh sampai hitam legam

Tak pernah menolak, karena kepadanya semua kan berlabuh


Pada suatu waktu yang kan terus berlalu

Mengukir kenangan sejuta rindu

Senang jua sedih menjadi satu

Di titik parsial kita kan bertemu


Kendal, 22 September 2022

Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa