Aku hanyalah pulpen yang mana putaranku sesuai dengan tangan penggerakku dan apa yang aku tuliskan adalah buah pikir penciptaku, sama sekali bukan aku yang menuliskan.
Bacalah apa yang aku tarikan seirama para darwis bersenandung, karena suatu saat masa baktiku habis dan tinta darahku tak sanggup mengalir tuk mengisi ruang serta waktu. Ketika itu pula engkau akan kehilanganku, akupun telah kembali.
Tertawakanlah akalmu saat engkau merasa ingin memberontak ketika nasihat datang kepadamu. Barangkali akalmu selalu mentertawakan segala sesuatu namun belum pernah di tertawakan, kekasih.
Gabung dalam percakapan