Hitam
Sinta.
Iya, sedang apa?
Masih ingatkah surat-suratku tentang hitam? Iya, hitam yang selalu di jadikan kambing hitam atas segala perubahan berkonotasi negatif. Hitam dan putih yang sebenarnya sama saja. Putih tidak akan pernah terlihat jika yang hitam itu tak ada. Begitu juga sebaliknya.
Malahan, dalam kehidupan ini tak hanya soal hitam dan putih. Mungkin definisi tentang hitam serta putih hanyalah pemahaman dasar mengenai warna-warna kehidupan, iya, itu warna-warna, kita akan mengekstraknya lagi menjadi warna-warni kehidupan. Warna-warni yang menghasilkan berbagai macam sudut pandang tentang satu kejadian. Warna-warni bagian dari warna-warna yang saling mengisi satu perbedaan, satu eksistensi menjadi satu kesatuan yang utuh.
Nyatanya, baik warna-warna dan warna-warni kehidupan lahir dari suatu eksistensi lain atau suatu obyek lain di luar hiruk-pikuk soal warna. Itu adalah tentang energi, kita umum mengenalnya dengan sebutan cahaya, suatu gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nanometer.
Lalu, kita akan di buat menderita dengan gelombang elektromagnetik tersebut yang dinamakan cahaya. Segala sesuatu di alam ini ternyata tidak pernah benar-benar berdiri sendiri, seperti tentang warna-warni, bahkan cahaya. Secara umum, cahaya dapat berasal dari reaksi fusi, reaksi kimia dan mungkin reaksi hatimu yang beku.
Hitam.
Seperti warna-warni di atas yang mengisi suatu perbedaan, eksistensi dan menjadi satu hal utuh. Juga terdapat pada diri manusia, seorang manusia. Setiap orang mempunyai hal-hal hitamnya sekaligus putih juga warna-warni lain. Jika engkau tak pernah melihat hitamnya, mungkin itu tersembunyi dalam warna pelangi hidupnya. Ini adalah kunci agar tak kaget tentang segala kemungkinan yang akan terjadi.
Gabung dalam percakapan