Kegagalan



Sofia, sudah berapa kali kamu memaksaku bercerita tentang kegagalanku? Aku harus menjawab tentang apa, Sofia? 

Sofia, lihatlah pohon-pohon pisang yang tumbuh di samping rumah kita. Tidakkah kamu lihat persamaannya dengan kegagalanku atau kegagalan setiap orang, atau kegagalan penempuh jalan sunyi yang menyepi dari gemerlap dunia?

Kamu bukanlah lelaki, Sofia. Untuk apa aku presentasi didepanmu dengan lembaran-lembaran kertas tangisanku yang menjadi tintanya? Cinta bagi wanita bukanlah tentang kata, Sofia, bukankah begitu? Rindu bagi wanita juga bukan tentang kata, Sofia. Apalagi dengan takdir?

Jika ketidakberaturan tumbuhnya pisang disamping rumah kita adalah keberaturan yang tak teratur, bukankah ketidakberaturan takdir dalam kegagalanku adalah kegagalan yang teratur? Lalu kenapa kamu kurang yakin bahwa aku baik-baik saja, Sofia? Mengapa kamu mendesakku bercerita tentang itu? Apakah jalan pintas untuk melewati takdir adalah dengan menikahi takdir?

Sofia, bukankah hujan juga ketidakberaturan yang teratur? "Tidakkah Kami menurunkan hujan sesuai dengan kadarnya?" tapi mengapa saat hujan kita semua ketakutan akan datangnya musibah, Sofia? Apakah itu yang dinamakan nasib?

Sofia, lihatlah bintang-bintang diangkasa, para ilmuwan menamainya dengan rasi-rasi bintang, memetakan peredaran dan gugusannya serta yang lain. Tidakkah itu pula ketidakberaturan? Lalu menjadikannya bentuk-bentuk zodiak, astrologi, falak, dan ilmu-ilmu lainnya?

"Pada akhirnya jangan berkecil hati meskipun hidupnya tidak beraturan ; tidak beraturan dalam ekonomi, sosial, budaya, -- nasib, takdir, dll. Karena semua tentang ketidakberaturan yang teratur."

Awwalun akhir.
Gbr : instagram@Bejo
Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa