Aku hanyalah pulpen yang mana putaranku sesuai dengan tangan penggerakku dan apa yang aku tuliskan adalah buah pikir penciptaku, sama sekali bukan aku yang menuliskan.
Bacalah apa yang aku tarikan seirama para darwis bersenandung, karena suatu saat masa baktiku habis dan tinta darahku tak sanggup mengalir tuk mengisi ruang serta waktu. Ketika itu pula engkau akan kehilanganku, akupun telah kembali.
Biarkan orang lain tak pernah tau isi dapurmu, kekasih. Dapur yang penuh asap dan kotoran. Sebenarnya, orang lain tak pernah tertarik dengan itu, mereka hanya perduli dengan apa yang engkau tampilkan.
Gabung dalam percakapan