Natal



Met natal.
Beberapa hari yang lalu seorang teman bertanya kepadaku, apakah ia di izinkan mendekorasi tempat kerja untuk menyambut natal? Aku jawab dengan tandas bahwa itu sah-sah saja, siapa yang bakal melarang? Jika ia melarang, mungkin perlu kita lawan. Heuheuheu.

Cara berpikirku sederhana, untukku itu juga hari menyambut Isa sebagai salah satu orang yang terpilih dan mulia. Soal perdebatan tanggalnya berbeda, tentu aku tak akan banyak mempermasalahkan. Jika tanggalnya sudah sama, di setujui, lantas nanti akan di perdebatkan lagi, tepat pada pukul berapa seharusnya harus di rayakan...dst, dst. Jelas hanya akan berakhir sebagai debat berkepanjangan. Alih-alih debat, bersinergi dan saling merangkul mengulurkan tangan agaknya lebih indah.

Merayakan natal adalah memupuk kedekatan kepada sesama dan Tuhan Yang Maha Esa. Barangkali mungkin orang-orang juga mendekatkan kepada Tuhan, kepada sesama setiap hari, setiap minggu dan kapan saja. Namun, untuk merayakan dengan segenap manusia di berbagai penjuru akan menimbulkan rasa percaya diri, rasa senang dan kebanggaan. Hanya itu? Mungkin lebih...ada rasa untuk berbagi, perduli, kasih, syukur dan...?

Oh, ya. Sekali lagi, met natal. Berharap anda dan keluarga diberikan cinta kasih di tahun mendatang.
Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa