Si Mbah


Kalau di pikir-pikir ngawur, hidupku kini udah ketergantungan banget ama ekosistemnya Si Mbah ya, Gong, Reng, Truk. Meskipun untuk beberapa hal, aku mencoba mengakalinya, karena ya ploduk-ploduk mereka harganya tak ramah bagi kantongku. Heuheuheu.

Kini, kontak, catatan di kalender, kenapa ada catatan coba? Ya, aku dari dulu penasaran gimana sebabnya orang bisa lupa? Itu ketika pikiranku masih hanya ngurus soal hidup, mangan, turu dan main. Sisanya gak ada. Makanya, aku mencoba mencari-cari kenapa seseorang bisa jadi pelupa. Pada akhirnya, aku tak menemukan jawaban pasti. Tetapi semakin besar, rasa lupaku seperti menjadi selimut dalam dingin. Jadi itulah kenapa aku pakai kalender yang banyak catatan.

Juga, masih ada aplikasi catatan yang berdiri sendiri. Tempat di mana aku menyimpan beberapa karya milik orang lain, sekedar catatan-catatanku, tempat mengkomposku, tempat mencatat pekerjaan, dll, dll. Cukup banyak juga ternyata.

Juga ada penyimpanan awan yang sudah sejak lama aku pakai untuk menyimpan berbagai dokumen atau media.

Belakangan, aku juga mulai pakai aplikasi perkantoran dari Si Mbah. Dengan alasan belajar hal-hal baru. Tetapi gimana kalau ternyata aplikasi Si Mbah ini masa depan perdokumenan? Bisa di bagikan kepada siapa saja cukup dengan tautan, bisa di sunting siapa saja, dll, dll.

Terakhir jelas ya, operasi sistemnya. Memang, aku dari dulu kurang suka dengan sistem yang kaku, tak bisa di ini-itu, ketika zamannya B dobel, aku gak kepengen sama sekali. Malahan  itu, aku pengen serinya Mbah Kia N900 atau N9, kayak waah banget. Miliknya Si Mbah ini juga sama, semua aplikasi terkumpul jadi satu konfigurasi, sesuatu yang menyenangkan ketika ganti-ganti gawai. Sebab semua setelan bisa di cadangkan.

Masih banyak hal-hal yang ternyata aku sangat-sangat tergantung. Ada isi sandi otomatis, sinkronisasi foto dan video, panggilan & perpesanan, dll, dll.

Ntah kan sampai kapan dan cukup sekian.
Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa