Rahvayana: Paos
Sinta, kita tak pernah tahu pasti ketika lawan berbalas pesan nun jauh di sana mengirim sebuah emoji. Apakah benar keadaannya menggambarkan apa yang ia kirim? Atau malah engkau yang cukup sering mengirim emoji tertawa namun hatimu berselimut pilu?
Bukankah itu sama saja engkau berbohong? Engkau membohongi seseorang? Bahkan jika itu seorang Rama yang bertanya keadaanmu ketika terkurung dalam jeruji besi cinta Rahwana? Engkau mengirim pesan tentang keadaanmu yang baik-baik saja, namun sebenarnya engkau sedang dipeluk oleh kegelisahan.
Banyak-banyak kebohongan yang ada di dunia ini, Sinta, karena ya memang begitu dunia di bentuk. Apakah Engkau akan memalingkan kasih dan sayangmu pada Rama ketika ia memintamu terjun ke dalam kobaran api, Sinta? Tidak. Engkau malah menceburkan dirimu ditengah jilatan api yang berkobar menyala-nyala.
Misalnya, jika ada satu kebohongan terungkap, apakah kasih dan sayang seseorang menjadi luntur? Apakah ketika pegawai pajak ternyata tak bayar pajak, lalu engkau tak akan bayar pajak juga? Bukankah nyala api raksasa itu tak dapat hanya mencium ronamu? Iya, karena kamu benar dan menjaga apa yang seharusnya kamu jaga. Ikutilah jalan tersebut serta bayarlah apa yang menjadi kewajibanmu, sekalipun engkau percaya bahwa pajakmu tidak digunakan sebagai mana mestinya. Namun, tanyakanlah pada hatimu bahwa di ruang jauh dari tempatmu berpikir ini ada ratusan atau bahkan jutaan orang yang hidup dari pajak-pajak yang engkau bayar. Berdamailah dengan kenyataan bahwa seseorang telah berbohong kepadamu jika ternyata engkau adalah seorang yang sama.
Sinta, percayalah sebagaimana engkau percaya bahwa Tuhan-lah yang membangun megah cinta Rahwana kepadamu, sebab akan ada pegawai-pegawai yang berada di jalan yang tepat. Di mana pada titik tertentu gajinya dibagi-bagikan untuk orang-orang disekitarnya dan terkadang orang-orang itu tak mendapat bantuan dari sesuatu yang diambil dari pembayaran pajak.
Gabung dalam percakapan