Devi Sita: Side
Sinta.
Masih dengan hal-hal yang ramai belakangan ini, langsung saja pada intinya karena aku sedang tak ingin menulis panjang dan lebar. Karena aku sementara ini tidak percaya dengan kotak-kotak, aku lebih condong ke segitiga-segitiga saja.
Tau, kan? Anak pejabat yang ramai itu dan anak seorang lagi yang kena tempeleng, bahkan tendangan ala-ala pesohor bola sepak? Ya, aku selalu percaya rumus semesta. Tetapi bukan tentang berapa banyak lagi pejabat-pejabat yang persis bapak dari anak yang berselebrasi itu. Aku akan menyoroti tentang, bagaimana jikalau ini cara semesta menyadarkan kita? Ingat, dari kacamata yang lain.
Soal, ternyata banyak juga dari kanan-kiri kita yang "sikapnya" seperti pejabat itu, sekalipun ia bukanlah seorang pejabat. Cerdik untuk memerankan seorang pejabat dalam tontonan layar lebar supaya sang dalang bisa menampar ke sana dan ke sini, termasuk kelas-kelas yang paling bawah...yang mungkin sekarang sedang murka juga. Tetapi aku lebih percaya bahwa yang murka adalah orang-orang menengah ke atas. Heuheuheu. Atau malah mereka biasa saja karena sama-sama tau, serta menyimpan rahasua bersama?
Pejabat pajak hanyalah objek, masih akan banyak-banyak lagi objek-objek lain yang tidak berada di wilayah perpajakan atau wilayah pejabat yang sikap dan karakternya mirip dalam cerita ini, bisa itu saudaramu, tetanggamu, temanmu, kenalanmu, dst, dll. Renungkan saja, kata kuncinya adalah sikap serta karakternya. Jadi, mulai sekarang jangan terkurung dalam bayang-bayang pajak saja.
Gabung dalam percakapan