Ramayana: Pinesthi
Sinta, apakah di dunia ini yang tak mengandung racun? Bahkan semua yang terasa baik dan indah untukmu, itu semua beracun. Hanya saja, perbedaannya adalah tentang rentang waktu yang akan mengantarmu menuju pintu gerbang kematian.
Cintamu kepada Rama adalah racun juga yang terkadang engkau tak menyadari secara seksama. Ketika engkau terbuai dan masuk dalam pusaranya, maka engkau telah menyatu dengannya serta tak bisa lagi membedakan antara dirimu juga racun.
Jika engkau tak tahu atau belum pernah menemukan kenyataan ini, akan kuberitahu kepadamu bahwa oksigen yang kita hirup tidak lain dan tidak bukan adalah racun. Hanya saja dalam kenyataan yang lain, engkau sangat-sangat juga sangat membutuhkan oksigen. Ternyata pula, engkau membutuhkan racun untuk hidup.
Cinta yang engkau yakini dapat membuatmu bahagia, nyatanya makin membuatmu sengsara. Apakah ada yang salah dengan apa yang engkau yakini sebagai cinta hingga saat ini? Sudahkah engkau renungkan baik-baik? Atau memang pada dasarnya engkau membutuhkan racun untuk memacu kehidupanmu lebih menyala maupun tergugah, Sinta?
Mau tak mau, engkau harus mengakui bahwa hidupmu memang diciptakan untuk mati, tidak untuk kekal lagi abadi. Kemanapun engkau berpaling, tak ada hal-hal serta jalan lain menghindari pinesthi.
Gabung dalam percakapan