Pahlawan

 

Soal di sambut bak pahlawan, menurutku ya sah-sah saja to, Truk? Kalau menurutmu gimana? Soalnya nih, buat ngomong atau menjuluki seseorang dengan label pahlawan itu bukan sembarangan. Misalnya, Rahwana saja hingga saat ini bagi rakyat Sri Lanka begitu dibanggakan. Sampai-sampai, hal ini pernah aku verifikasi sama seorang teman di sana, itu dibenarkan, dia berkata bahwa Rahwana adalah pahlawan bagi bangsa dan negara Sri Lanka. Soal India, rakyatnya dan dunia yang anggap dia antagonis, belakangan.

Pahlawan bisa jadi sebagai keluarganya, organisasinya, dst, dll. Apalagi soal politik, kejam benar, Truk. Dari zaman dulu, kerajaan, sampai sekarang. Semua kejam. Iya kalau soal adu banteng, lha kalau adunya sudah merembet kemana-mana? Bisa keluarganya jadi taruhan, dihabisi. Bisa orang-orang dalam organisasinya dilenyapkan. Semua hanya ada dalam tawar menawar dan soal moral yang dipertaruhkan jika harus menumbalkan diri, juga belakangan

Bisa-bisa, bapak, ibu yang ada di rumahnya juga dapat dianggap pahlawan bagi keluarganya. Meski harus mempertaruhkan jabatannya, namanya, dst, dll. Memang pernah seorang bapak yang bisa aja ngakalin margin harga supaya sisanya bisa dibawa pulang ngomong sama anak-anaknya? Jarang, Truk. Aku yakin, bahkan, gak ada.

Jadi, menganggap dalam tanda kutip koruptor sebagai pahlawan adalah sah-sah saja dan bukan sesuatu yang tabu. Kita, pun, tak boleh mentertawakannya, karena dalam tanda kutip lagi, kita sebenarnya juga sama, hanya saja dalam dunia atau dimensi yang berbeda: kata gen Z. Tuhan masih menutup aib kita, Truk. 
Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa