Rahvayana: Ruwat



Sinta, bukanlah kata terkadang lagi jika dunia ini tak menjadi seperti kemauan setiap orang. Tetapi dari garis kerangka pemikiran tersebut terdapat sebuah fakta tentang keadilan. Betul, bahwa keadilan adalah milik setiap orang dari setiap latar belakang apapun.

Tetapi bukan berarti setiap do'a yang di panjatkan akan berakhir sia-sia, bahkan setiap do'a yang dilantunkan setiap orang dari latar belakang apapun tetap saja diterima. Buktinya, tak ada do'a yang kembali. Oh, ya, itu klise dari para pelawak-pelawak legendaris. Buktinya mari kita renungkan bersama seberapa besar kesalahan-kesalahan kita dan berapa banyak do'a yang telah di ijabah. Malahan, terkadang kita sudah lupa lagi apa yang telah di do'akan atau di pinta.

Menemukan cerita-cerita terpendam dari setiap orang adalah menemukan permata yang tenggelam dalam danau penuh lumpur. Cerita tidak hanya soal keindahan-keindahan, sebab jika tak ada cerita tragis, kita semua tak akan mengenal apa artinya keindahan. Seperti setiap yang ada di dunia ini memiliki padanan dan pasangannya masing-masing.

Sebagaimana setiap orang adalah gentong bagi orang lain, lalu orang lain lagi adalah peneguk air dari gentong-gentong yang telah terisi air. Setiap orang dapat merelakan beberapa air miliknya untuk di isi di gentong-gentong kosong yang tersedia. Seperti kenyataan bahwa dunia berputar dan putarannya meninggikan serta merendahkan orang-orang di dalamnya. Setiap orang tidak dapat lari dari sebuah keniscayaan.
Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa