Aku hanyalah pulpen yang mana putaranku sesuai dengan tangan penggerakku dan apa yang aku tuliskan adalah buah pikir penciptaku, sama sekali bukan aku yang menuliskan.
Bacalah apa yang aku tarikan seirama para darwis bersenandung, karena suatu saat masa baktiku habis dan tinta darahku tak sanggup mengalir tuk mengisi ruang serta waktu. Ketika itu pula engkau akan kehilanganku, akupun telah kembali.
Tidak perlu terlalu banyak mendengarkan komentar sinis orang lain terhadapmu, Sinta. Sesungguhnya setiap orang memiliki jalan hidup dan rintangannya masing-masing. Tetaplah fokus untuk berjalan menaiki anak tangga hidupmu sendiri.
Gabung dalam percakapan