Aku hanyalah pulpen yang mana putaranku sesuai dengan tangan penggerakku dan apa yang aku tuliskan adalah buah pikir penciptaku, sama sekali bukan aku yang menuliskan.
Bacalah apa yang aku tarikan seirama para darwis bersenandung, karena suatu saat masa baktiku habis dan tinta darahku tak sanggup mengalir tuk mengisi ruang serta waktu. Ketika itu pula engkau akan kehilanganku, akupun telah kembali.
Hidup memang kadang seperti berperan pada drama-drama di televisi, Shinta. Kadang peranmu jadi orang asing, tapi kadang di kenali, kadang jadi orang terpuji, namun kadang juga yang di caci, dst, dll.
Gabung dalam percakapan