Ramayana: Mimpi

 

Andai mimpi bisa di atur, aku akan menghindar untuk memimpikanmu, Sinta
Tak tahu bagaimana bisa terjadi engkau selalu menghantui dalam mimpiku
Walakin semalam cukup sekali, itu adalah hal normal seperti sinopsis
Namun, itu selalu terhubung meskipun terjeda beberapa kali

Keterhubungan dan keterikatan membuat ikatan yang saling terkait
Menjadikan lari dari mimpi semakin sulit
Meski badan terasa sakit

Hati mana yang tak layu jika melihatmu menyendiri di sudut ngeri?
Kalbu mana yang tak tersentuh bila mengingatmu cukup rapuh?
Dan nyala api manakah yang tak padam andai hujan menyiram?

Kini ku berpasrah kepada takdir
Kepada apapun yang telah mengukir
Dari lahir hingga akhir
Hingga titik nadir
Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa