Cangkeman: Sudut



Shinta, setelah aku ekstrak lagi komposanku beberapa waktu lalu tentang cangkeman. Di usia segini aku menyadari akan sesuatu, ya, aku sudah tidak perduli cangkeman orang kepadaku. Ingat, aku sudah pernah bercerita kepadamu tentang cangkeman, oke, jadi aku tak akan membahasnya lagi saat ini. Aku lebih fokus ke sudut di mana ternyata, kesadaran itu tentang ketika bahkan seseorang sambat saja aku tak dapat membantu meski hanya dengan cangkemku.



Betul, engkau tak salah dengar, Shinta. Tak dapat membantu ketika seseorang sambat atau meminta pertolongan itu jauh lebih menyakitkan hati dibanding cangkeman orang tentang kita.


Gambar: AI

Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa