Unik



Dua hari mata tidak kunjung terpejam setiap malam, sedangkan jiwa berkelana mengarungi jurang kehidupan. Di sisi lain pikiran terus berjibaku memikirkan hal yang tidak beralasan.

Masih selalu aku ingat bahwa aku termasuk golongan orang yang tidak pernah percaya kebetulan, di manapun dan kapanpun.


Siang ini ketika mentari mulai tepat di atas ubun-ubun, tidak di sangka gerobak yang aku kendarai tertuju pada sebuah gedung baru. Bangunan yang beberapa hari lalu resmi di buka.


Aku berkeliling turun dan naik setiap lantai, dari dasar hingga ke atas dan berakhir berhenti pada beberapa kedai makanan serta minuman. 


Satu demi satu di pandangi dan hanya pucuk teh serta kentang yang mampu memikat kedua mata. Pada akhirnya, karena waktu kunjung masih cukup lama, pikiran terbesit untuk mencoba menonton bioskop.


Kentang-pun belum habis di santap dan pemilihan film di lakukan, siang terik namun terasa dingin di dalam. Hanya ada tiga film saja yang tersedia, akhirnya di putuskan untuk menonton genre horor. 


Sebuah film yang baru dua hari kemarin di rilis. 


Aku akan mengajak kembali ke beberapa paragraf dalam teks ini. Terdapat dua hal unik yang aku jumpai, hal pertama adalah tentang sepatu Baleno yang tulisan ceritanya sedang aku kompos. Benar, aku tidak sedang membual. Sebuah merek yang sudah sejak lama tidak aku jumpai, bahkan ketika aku berkunjung ke setiap gerai-gerai sepatu atau mal ternama. Keunikan kedua adalah dalam film tersebut menceritakan persis apa yang sedang aku alami saat ini, mungkin, sebenarnya itu sebuah pesan untuk segera gegas menjauh dan melupakan hal-hal yang berkaitan dengannya.

Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa